Salah satu cara untuk menjadi
orang sukses, kita harus belajar dari mereka yang sudah mengalaminya. Biasanya, mereka akan memberikan
beberapa nasihat buat kita yang masih baru memulai sebuah karir. Di bawah ini merupakan nasihat atau petuah yang seharusnya nggak lagi perlu kita ikuti.
1. Kita perlu latar belakang yang sesuai untuk sukses
Dahulu, kesuksesan bisa dicapai hanya kalau
kita punya latar belakang yang sama dengan profesi kita. Sekarang ini, ada
banyak orang besar yang menjalani bidang yang tidak sesuai dengan latar
belakangnya. Contoh saja Christian Sugiono yang sukses dengan website Malesbangetdotcom. Dengan latar belakang seorang artis, ia justru membangun sebuah perusahaan start up.
2. Sekolah tinggi adalah tolak ukur untuk menjadi sukses
Kehidupan profesional seperti halnya berenang.
Kita bisa pergi ke sekolah dan belajar menganalisa, menghitung dan mengasah
keahlian. Namun, untuk bisa menjadi seorang ahli, kita harus terjun langsung ke kolamnya.
Kalau kita ingin menjadi seorang dokter,
sekolah tinggi dan mendapatkan ijazah merupakan salah satu syaratnya. Perlu kita ingat kalau ada juga banyak orang diluar sana yang sukses padahal tidak
mencicipi bangku sekolah tinggi. Kemampuan untuk terus mengasah diri dan
melebarkan kapasitas adalah bekal kita untuk mencapai kesuksesan, bukan hanya berbekal ijazah yang kita tawarkan pada perusahaan besar.
3. Selalu simpan semua pendapatmu untuk diri sendiri
Ada banyak orang yang memilih untuk menyimpan
pendapatnya untuk dirinya sendiri. Padahal, sebuah kesuksesan bisa dimulai dari
opini-opini yang dituangkan. Ide dan kreatifitas orang-orang dalam organisasi dapat membantu perusahaan menjadi sukses.
Dengan menyampaikan pendapat, kita juga bisa mendapatkan
input-input yang membangun dari orang lain. Untuk itu, menjadi pribadi yang
terbuka dengan menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat dari orang lain bisa menjadi salah satu faktor kesuksesan di kemudian hari.
4. Kehidupan profesional dan non profesional wajib seimbang
Seorang ahli filsafat Alain de Botton
menuliskan, "Tidak ada yang namanya keseimbangan dalam kehidupan
profesional. Segala sesuatu layak diperjuangkan untuk ketidakseimbangan hidup
kita." Cobalah pikirkan mengenai bagaimana seorang atlet yang akan menghadapi sebuah turnamen.
Bayangkan kalau atlet tersebut berusaha
menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupannya. Pikiran para atlet hanya akan
terfokus pada pertandingan yang akan dihadapinya, bukan pada kehidupan non profesionalnya.
Keseimbangan dalam kehidupan profesional
seharusnya diartikan dalam tujuan dan harmonis. Dimana tujuan menentukan
prioritas kita, sementara harmonis adalah segala sesuatu yang harus disepakati, bersinergi, dan kesesuaian.
5. Bekerja harus di kantor
Sebagai seorang pekerja lepas alias freelancer,
teman saya kesulitan untuk menjelaskan kepada tetangganya mengenai apa yang
dikerjakannya. Hal ini karena orang-orang disekelilingnya tidak pernah melihatnya pergi ke kantor.
Dengan perkembangan digital yang menawarkan
kemudahan, kita kini sudah tidak perlu lagi mengikuti aturan kantor yang
mengharuskan bekerja dari pukul 8 sampai 5 sore. Ada banyak peluang yang ada di
sekitar kita. Menutup telinga mengenai pekerjaan yang ideal adalah penting untuk mencapai sebuah kesuksesan.
Ada banyak petuah yang kita dengar mengenai
kesuksesan. Apapun itu, penting buat kita ingat kalau keputusan terbaik adalah
keputusan kita sendiri. Untuk itu, selalu andalkan Tuhan dalam setiap keputusan
dan pekerjaan yang sedang kita lakukan.
Sumber : time